Sebuah keritik, sistem PEMILU

Renungan Pagi
Sebuah keritik sistem Pemilu.

Dihitung berdasarkan suara terbanyak,
telah merusak sendi kehidupan berbangsa bernegara serta nilai-nilai ajaran agama dan hubungan keluarga menjadi renggang karena ukuran standar nyoblos Pemilu Legislatif berdasarkan duit, wanifiro?

cerita lainya, semua gambar calon legislator dicoblos, dengan dalih, mereka dapat pesanan minta dicoblos, sehingga semua gambar dicoblos sesuai pesan, apa lajur suara hangus tidak sah, karena coblosan lebih dari satu.

Pak Presiden Jokowidodo, Bapak diminta meninggalkan legesi, tukar aja sistem Pemilu,
untuk menentukan pemenang Pemilu Legislatif tidak semata-mata berdasarkan hitungan suara terbanyak tapi juga ditentukan dengan variabel lainnya, atau perlu kembali aja ke sistem profesional tertutup, sebab kerja tidak ribet amat.

Hadist: لعن الله الراش والمرتش
ketika baik Pemilu Legislatif maupun eksekutif tidak diberlaku, sehingga perbuatan sogok menyogok dalam kehidupan berbangsa dan bernegara menjadi hal yang biasa/lumrah.

Catatan:
Kalau dizaman Orbaru koroupsi dibawah meja
dizaman Orde reformasi, koroupsi diatas meja,
kalau perlu dan mendesak serta meja dan kursi sekalian dibawa.

Sebuah Renungan untuk menuju Indonesia bermartabat.