Sawit P2DK di Lahan TKD Desa Bangun Jayo Sudah Berbuah

Foto : Sawit di lahan TKD Desa Bangun Jayo dari dana P2DK tahun 2019

SAROLANGUN – Kebun sawit di lahan TKD seluas 5,5 hektar dari dana P2DK Desa Bangun Jayo Kecamatan Bathin VIII sudah berbuah. Sebelumnya lahan tersebut merupakan lahan tidur.

Masyarakat desa sepakat dana P2DK tahun ini digunakan untuk membeli lahan TKD baru untuk ditanam sawit, karena diyakini kebun sawit sangat berpotensi membantu masyarakat dalam waktu lama.

“Kebun sawit di lahan TKD seluas 5,5 hektar yang ditanam tahun 2019 dari dana P2DK Desa Bangun Jayo sudah berbuah, ini akan sangat membantu masyarakat dan dapat menjadi pendapatan asli desa,” kata Damsuki, Kades Bangun Jayo, Rabu (22/9).

Dengan kebun sawit yang sudah menampakkan hasil tersebut, Kades menyebut masyarakat Desa Bangun Jayo menyepakati dana P2DK tahun 2021 akan digunakan untuk membeli lahan untuk ditanam sawit, juga sebagai penambah lahan TKD Desa Bangun Jayo.

Karena sawit di lahan TKD sudah menunjukkan hasil, masyarakat Desa Bangun Jayo menyepakati dalam musyawarah untuk menggunakan dana P2DK tahun ini membeli tanah untuk ditanami sawit, lahan ini sebagai penambah lahan TKD yang sudah ada.

“Masyarakat menyepakati dana P2DK tahun ini digunakan untuk membeli tanah sebagai penambah lahan TKD yang akan ditanami sawit, dengan dana tahun ini bisa membeli lahan sekitar 1,5 hektar,” terang Kades didampingi Sekdes, BPD, Kadus dan tokoh masyarakat desa.

Kades menambahkan, alasan lain karena pembelian tanah untuk TKD dibolehkan di dalam Juknis (petunjuk teknis) pemanfaatan dana P2DK dan saat ini harga sawit sedang tinggi, dan dimungkinkan ke depannya harga sawit dapat diandalkan sebagai pemasok penghasilan.

“Pemanfaatan P2DK untuk pembelian lahan TKD dibolehkan dalam Juknis, sekarang harga sawit lagi tinggii dan dimungkinkan ke depannya terus baik, maka masyarakat memutuskan membeli lahan TKD untuk ditanam sawit,” jelas Kades.

Namun masyarakat Desa Bangun Jayo berharap dana P2DK normal seperti tahun lalu yaitu Rp. 200 juta per desa atau lebih ditingkatkan.

“Kalau dananya Rp. 200 juta atau lebih tentu kita bisa beli lahan lebih banyak, untuk peningkatan aset dan penghasilan (PAD) desa,” imbuh Kades seraya menyebut hasil dari kebun sawit tersebut akan digunakan untuk kegiatan sosial dan keagamaan, misalnya penambahan honor pegawai sarak, dan guru ngaji

“Hasil kebun sawit ini akan kita gunakan untuk kegiatan sosial dan keagamaan, misalnya penambahan honor pegawai sarak, dan guru ngaji,” ucap Kades tiga periode ini dan menyebut dana P2DK tahun 2020 dimanfaatkan pada bidang ketahanan pangan dengan menanam jagung, padi sawah dan untuk biaya perawatan tanah TKD.

“Dana P2DK tahun 2020 kami manfaatkan pada bidang ketahanan pangan sesuai arahan Bupati Cek Endra, kami bisa panen jagung seluas 1 hektar dan padi sawah seluas 6 hektar, hasilnya untuk kelompok tani dan masyarakat desa,” urai Kades Damsuki.

Foto : Jagung hasil P2DK Desa Bangun Jayo tahun 2020

Kades Damsuki mewakili masyarakatnya tak lupa mengucapkan terimakasih kepada Bupati Sarolangun Cek Endra, yang mana dengan program ekonomi kerakyatan ini sudah nyata sangat membantu masyarakat desa.

“Terimakasih kami ucapkan kepada Bapak Bupati Cek Endra , program P2DK sangat membantu masyarakat kami,” pungkas Kades Damsuki. (AF)