Hikmah Maulid Nabi..
Ketum PBNU : Presiden Hingga Masyarakat Berakhlak, Semua Beres
Jakarta, Dakwah NU
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) K.H Said Aqil Siroj meminta seluruh elemen masyarakat, mulai dari presiden, wakil presiden, menteri, politikus, polisi, tentara, konglomerat, dan masyarakat untuk memiliki akhlak yang baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Nabi Muhammad bersabda ‘innamaa bu’itstu li utammima makarimal akhlaq’. Artinya, tidak sekali-kali saya diutus oleh Allah (kecuali) hanya satu untuk menyempurnakan akhlak, untuk membangun akhlakul karimah,” kata Kiai Said saat menyampaikan ceramah dalam acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar di Masjid Istiqlal, Jakarta dan ditayangkan secara daring, Kamis (29/10).
Dijelaskan bahwa, akhlakul karimah yaitu sikap tawadhu, birulwalidain, ikramul dhuyuf, ikramul jiran, silaturahim, hormat Kiai, menengok orang sakit, dan menolong sorang susah. Namun, menurut beliau, semua hal tersebut dapat diringkas menjadi satu hal, yaitu husnul mu’asyaroh (hubungan yang baik).
“Tapi semua akhlak yang banyak itu diringkas oleh satu kata saja, husnul mu’asyaroh. Bergaul, berteman, berkelompok, berbangsa, berumat dengan baik, itu akhlak. Mari kita berbangsa dengan baik, silakan Ente politisi, politisi yang berkahlak, konglomaerat, konglomerat yang berakhlak, guru, guru yang berkahlak, tentara, tentara yang berakhlak…”, jelas Ketua Umum PBNU tersebut.
Kemudian beliau mengatakan, jika semua elemen masyarakat mulai dari presiden sebagai pengampu kebijakan hingga elemen masyarakat memiliki akhlak, maka semua persoalan bangsa bisa selesai.
“Coba kalau semua berakhlak, beres enggak? Beres, gitu. Jadi husnul mu’asyaroh (akhlak) mampu mewujudkan kebersamaan,” ujarnya.
Beliau pun mengajak seluruh masyarakat meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW, sehingga bisa mewujudkan kehidupan berbangsa yang lebih baik. “Ayo kita wujudkan umat bangsa ini bersama-sama dengan baik,”
Menurut Kiai Said, meskipun Indonesia kalah dari negara lain dalam beberapa hal, namun Indonesia masih memiliki modal berharga berupa akhlakul karimah. Hal ini akan membantu mewujudkan Indonesia berkakhlak, Indonesia berkarakter,dan Indonesia berjati diri.
“Kesimpulannya, kita masih punya modal yang paling berharga, modal akhlakul karimah. Kita masih punya karakter kepribadian, jati diri, itu yang masih dibutuhkan. Maulid nabi tidak butuh hadist shahih, tapi hati yang shahih”.
Dalam kesempatan itu, Kiai lulusan Ummul Quro ini juga menyinggung soal persatuan dan kesatuan bangsa-bangsa di beberapa negara. Menurutnya, masih ada beberapa negara yang berkonflik antarbangsa sendiri.
Sementara, kata Said, Indonesia telah selesai dengan persoalan konflik kebangsaan. Ia memastikan tak ada sekat antara suku, agama, hingga kepercayaan.
“Ini harus kita jaga dengan baik, tunjukkan Indonesia berakhlak, berkarakter. Jangan sampai kita yang baik terganggu terkontaminasi budaya luar negeri. Silakan sekolah di Arab tapi tetap menjadi orang Indonesia,” tandasnya. (fqh)
Sumber PB NU.