Muhasabah, introspeksi diri, Insya Allah Dunia Akhirat Selamat, kata Abu Dzar:.

*MUHASABAH*

*_PERJALANAN KEHIDUPAN_*

Saudaraku,
Abu Dzar radhiyallahu anhu pernah berkata:

“Wahai manusia, injakkan kakimu ke tanah. Sesungguhnya sebentar lagi dia akan menjadi kuburmu.
Wahai manusia, sesungguhnya hidupmu hanya beberapa hari, tiap kali waktu berlalu, berarti sebagian hidupmu telah pergi.
Wahai manusia saat ini engkau habiskan umurmu sejak lahir dari rahim ibumu”.

Seorang penyair mengatakan:

نَسِيْرُ إِلَى اْلآجَالِ مِنْ كُلِّ لَحْظَةٍ وَأَيَّامُنَا تُطْوَى وَهُنَّ مَرَاحِلُ

وَلَمْ أَرَ مِثْلَ الْمَوْتِ حَقًّا كَأَنَّهُ إِذَامَا تَخَطَّتْهُ اْلأَمَانِيَّ بَاطِلُ

وَمَا أَقْبَحَ التَّفْرِيْطَ فِيْ زَمَنِ الصِّبَا فَكَيْفَ بِهِ وَالشَّيْبُ لِلرَّأْسِ شَاعِلُ

تَرَحَّلْ مِنَ الدُّنْيَا بِزَادٍ مِنَ التُّقَى فَعُمْرُكَ أَيَّامٌ وَهُنَّ قَلاَ ئِلُ

Kita berjalan menuju ajal dalam setiap detiknya…

Hari-hari kita selalu berlalu, dan memiliki tahapan-tahapan
Aku belum pernah melihat ada sesuatu yang lebih meyakinkan daripada kematian… setiap apa yang kau bayangkan tanpa diakhiri kematian itu hal mustahil…

Alangkah buruknya kita saat muda belia tidak mempedulikan agama, masa tua pun terasa lemah tak berdaya…

Lantas, bagaimana nasib seseorang yang tetap meninggalkan agama, padahal ubannya telah menyala? Sungguh malang nian nasibnya, seakan hidup hanyalah kehidupan yang fana…

Maka yakinkan dalam sanubarimu bahwa hidup di atas punggung bumi hanyalah sekejap namun sangat menentukan perjalananmu berikutnya yang sangat panjang, terjal dan melelahkan. Berjalanlah dengan bekal takwa, lantaran umurmu hanyalah hitungan hari yang kian purna…

Semoga engkau senantiasa lapang menerima nasihat dan peringatan, betapa pun pahit yang engkau rasakan, sungguh nasihat dan peringatan amat bermanfaat bagimu.

Saudaraku,
Setiap diri, akan menemukan takdirnya masing-masing. Dalam beragam pilihan yang kita putuskan, dipandu harapan masa depan yang kita impikan, terhadap kejadian dan keadaan yang Allah Azza wa Jalla sajikan.

Tidak peduli, seberapa jauhnya petualangan air laut yang menguap bersama awan. Akhirnya, kembali juga ke lautan. Setelah turun menunggang hujan dan berlayar mengarungi sungai-sungai yang mengular panjang.

Tidak peduli, upaya pembunuhan, perbudakan, fitnah dan terpenjara dalam tahanan. Tetap saja diujung perjalanan, Yusuf AS menggenggam pemenuhan impian: menjadi manusia mulia dan pilihan. Rebah merunduk matahari, bulan, dan 11 bintang.

Apa pilihan impian yang hendak kita tuliskan di buku harian kehidupan. Sebagai pemenuhan takdir yang Allah Azza wa Jalla tawarkan. Buku yang dikenang, setelah jauh kita berpulang. Buku yang meringankan perjalanan di hari perhitungan…

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayahNya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah untuk senantiasa amanah mengisi kehidupan kita yang masih tersisa…
Aamiin Ya Rabb.

_Wallahua’lam bishawab_