K.H.Said Agil Siradj, Islam Nusantara sebagai peradaban. PB.NU

Kiai Said : Islam Nusantara sebagai Kiblat Peradaban
Sumber PBNU.
October 26, 20200

“Ambisi saya, Indonesia, Islam Indonesia ini menjadi kiblatul muslimin fi tsaqafah, awas jangan salah paham, kiblatnya orang Islam Indonesia, kiblat apa, kiblat peradaban, bukan kiblat sholat bukan, kiblat peradaban, maunya saya Indonesia Islamnya contoh, contoh apa, budayanya,akhlaqnya, moralnya,” ungkap KH. Said Aqil Siroj mengenai Islam Nusantara.

Jakarta, Dakwah NU
Islam Nusantara dicetuskan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Muktamar NU 2015 di Jombang. Berbagai macam pertanyaan muncul mengenai apa itu Islam Nusantara yang sebenarnya.

Ketua Umum PBNU, KH. Said Aqil Siroj menjelaskan bahwa Islam Nusantara bukan merupakan agama baru, bukan aliran baru, bukan sekte baru, maupun mazhab baru. Konsep Islam Nusantara ini dimunculkan karena keresahan Ulama mengenai persepsi kelompok masyarakat bahwa Islam yang tidak seperti orang Arab maka dikatakan tidak Islam atau tidak Islami.

“Nah, beda sekali dengan Islam yang datang ke Nusantara ini, sama sekali tidak ada perang, tidak ada konfrontasi, tidak ada terror, tidak ada paksaan, tapi dengan pendekatan budaya, pendekatan culture dan pendekatan moral, good moral, akhlaqul karimah, sehingga pada prinsipnya, para da’i, para wali yang terkenal wali songo, padahal wali banyak, bukan hanya Sembilan, tapi yang terkenal dewan wali itu ada Sembilan, para walisongo dan lain lainnya, para ulama yang lain itu bagaimana caranya memasukkan Islam ke masyarakat nusantara ini yaitu dengan mengharmoniskan antara agama dan budaya, antara teologi dan culture,”  jelas beliau menjelaskan asal usul Islam Nusantara.

Islam Nusantara menurut Kiai Said memang berbeda dengan Islam yang berkembang di Timur Tengah, Afrika, India, bahkan Spanyol. Islam yang berkembang di negara negara tersebut masuk dengan jalur kekerasan dan peperangan. Hal ini tentu berbeda dengan Islam di Indonesia atau Nusantara yang berkembang dengan akulturasi budaya yang khas dan lemah lembut.

Berbagai budaya yang tidak bertentangan dengan agama Islam dijadikan sebagai infrastruktur atau pendukung untuk dakwah Islam. Menurut, Kiai Said, Islam Nusantara adalah Islam yang paling baik karena menjunjung tinggi adab, kesantunan, dan moral beragama. Tidak hanya beribadah tetapi juga berhubungan baik sesama muslim.

“Islam bukan hanya teologi, bukan hanya ritual ibadah, tapi Islam agama, ilmu pengetahuan intelektual, peradaban, kemajuan, kemasyarakatan, dan budaya, itu ada dalilnya itu, dinnul syaqafah, dinnul hadharah, agama yang mendorong kita menguasai ilmu pengetahuan, maju, modern, Islam, tidak hanya saqah, tidak hanya teologi,” jawab beliau mengenai banyaknya muslim yang menganggap bahwa akulturasi budaya adalah sesat dan setiap hal harus mempunyai dalil di hadist maupun Al Quran.

Kiai Said memperkenankan setiap orang untuk mencintai budaya yang disenangi masing masing, “Tapi jangan menganggap bahwa itu sudah paling Islami”. Kita harus saling menghargai terhadap semua budaya karena yang terpenting adalah beragama dengan baik dan santun. (Ahn)