Mengukuhkan tim di Kumpeh, Cek Endra membakar semangat massa. Ia meminta tim langsung bergerak door to door ke rumah-rumah warga. Waktu tinggal sedikit. Tiada masa untuk berleha-leha. Rebutlah kemenangan.
“Ayooo…jalanlah di desa masing-masing. Datangi rumah warga. Sampaikan salam dari kami, ajak untuk pilih CE-Ratu di 9 Desember besok,”ujar Cek Endra, penuh semangat.
Gemuruh tepuk tangan langsung bersahut-sahutan. Pekik “CE-Ratu Menang” membumbung tinggi, memecah keheningan sore itu.
Ratu yang duduk di kursi paling depan itu, tak kalah bersemangat. Beberapa kali ia terlihat mengepal tangan kanan. Ia ikut memekik yel-yel “CE-Ratu menang“.
Cek Endra haqqulyakin, jargon CERAH akan berkibar di daerah berpenduduk hampir 70 ribu jiwa itu. Maklum, barisan tim pemenangannya di sini, bukan orang sembarangan. Tapi, diisi oleh tokoh lokal berpengaruh. CE terlihat bahagia dan melempar salam takzim kepada sederet tokoh lokal itu.
“Bapak-ibu yang baru saja dilantik ini bukan orang awam di politik. Tapi, orang berpengalaman. Ayo bergerak mulai hari ini. Inysallah kita akan memeroleh suara besar di Kumpeh,”katanya.
Ingatannya langsung melayang ke puluhan tahun silam.
Bupati Sarolangun itu, rupanya bukan orang asing di Kumpeh. Keluarga besarnya banyak di situ. Sedari remaja, CE kerap main ke sana. Bahkan, pernah sampai menginap.
“Semasa SMP, saya sering main ke Kumpeh. Apalagi saat musim duku. Teman dan keluarga saya banyak di sini,”katanya.
Cek Endra menghela nafas dalam-dalam. Beberapa jenak ia berhenti berpidato. Air mukanya seperti memancarkan kesedihan.
“Duku Kumpeh sepertinya tinggal kenangan. Dulu sangat terkenal,”kata Cek Endra, dengan suara bergetar.
Menjadi Gubernur, Cek Endra berjanji akan mendatangkan para pakar, entah itu dari IPB maupun ITB. Duku Kumpeh kudu diteliti. Apa penyakit yang menyebabkan buahnya rontok dan sedikit. Bak membangkit batang tarandam.
“Kami akan kembangkan ke khasan Kumpeh sebagai produsen duku terbaik, bukan hanya skalar lokal, tapi nasional bahkan internasional. Ini hanya butuh keseriusan seorang gubernur saja. Hanya butuh political will. Insyallah. Doakan kami bisa jadi Gubernur,”jelasnya.
Pekik takbir langsung berkumandang. Dari arah kerumunan massa, applaus lagi-lagi bergema.
Cek Endra juga prihatin menengok kondisi sawah di Kumpeh. Kering di musim kemarau dan banjir di musim penghujan.
“Kedepan, sawah-sawah warga yang terbentang di sini tak boleh lagi kering dan banjir. Insyallah, kami akan hibahkan jiwa raga untuk membangun daerah. Kumpeh adalah daerah penyangga kota. Harus maju,”tegasnya.
Pengukuhan tim CERAH wilayah Kumpeh itu diakhiri dengan foto bersama.
Daud Musa, kakek berumur 70 tahun itu tampak bersemangat. Ia melangkah pelan ke panggung utama. Ia bergegas meraih microphone dan bicara lantang.
“CE-RAtuuuuu…CE-Ratuuuu….”pekiknya, membakar semangat massa.
“Saya saja yang sudah berumur ini semangat untuk memenangkan CE-Ratu. Harusnya anak-anak muda lebih semangat lagi..,” sang kakek ikut membakar massa.
Aksi kakek, yang semua giginya ompong itu, membetot perhatian. Massa tergelak tawa menengok aksi spontanitas si kakek. Cek Endra langsung bangkit dari kursinya. Memeluk sang kakek. Hangat.
Mereka terlihat berbincang singkat. Si kakek ikut mengantar Cek Endra dan Ratu menuju kendaraannya. CE beranjak dari situ sambil melempar tabik!(*)